21 Desember 2008

Antara Adat Aceh dan Agama

Sudah lumrah dalam adat aceh bahwa pengantin perempuan (dara baro dalam bahasa aceh) akan berhias sedemikian rupa cantiknya untuk menunggu kedatangan pengantin pria (linto baro) pada saat tung linto baro, itu memang menjadi sebuah adat yang akan membuktikan kesetian dari seorang dara baro untuk selalu menunngu kedatangan suaminya.
Yang menjadi masalah saat ini adalah karena cantiknya dara baro berhias sehingga waktu persandingan antara dua insan sejoli ini semakin lama, biasanya mulai jam 11 pagi sampai jam 5 sore, jadi menjadi hal yang lumrah juga pada saat azan dhuhur berkumandang sang sejoli ini seakan hanyut dalam memori sekumtum rindu... :D
Dimana harus berpikir panjang tentang shalat (lo kok haru dipikir), iya karena pada saat wudhu seluruh make up akan hilang, dan tentu saja ini tidak boleh terjadi karena waktu make up nya saja mencapai 1 jam, so ini akan membuat suasana nanti jadi kacau, oleh karena itu sudah jadi hal yang lumrah juga sampai saat ini belum ada ulama yang protes tentang masalah ini (mungkin beliau begitu juga begitu saat bersanding :D)
Tapi bagaimana dari sisi agama? saya memang bukan seorang bangai yang tahu sedikit tentang islam, dan sebatas ilmu saya meninggalkan sholat itu tetap sebuah dosa, mungkin inilah yang disebut dosa yang terbungkus, dan itulah kontras antara adat aceh dan agama yang mungkin sudah terjadi dari dulu sampai sekarang....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar